Aktivis Pemuda dan Mahasiswa Soroti Proyek Jalan Majau–Mekarwangi, Minta Evaluasi dan Pengawasan Ketat
Pandeglang – Globalmediatama.com, Pekerjaan proyek peningkatan jalan Majau–Mekarwangi yang saat ini tengah berlangsung menuai sorotan tajam dari kalangan masyarakat dan aktivis pemuda. Proyek yang dikerjakan oleh CV Cakra Dua Bersama itu dinilai tidak memenuhi standar kualitas pengerjaan dan berpotensi merugikan masyarakat.
Ketua Gerakan Pemuda dan Mahasiswa Pandeglang, Panji Nugraha, menyampaikan bahwa pihaknya telah turun langsung ke lokasi untuk meninjau proyek yang menghubungkan dua desa di Kecamatan Saketi tersebut.
“Alhamdulillah, kami bersama rekan-rekan aktivis telah meninjau langsung lokasi pekerjaan proyek jalan ini. Berdasarkan hasil pantauan dan informasi yang berkembang di masyarakat maupun media sosial, terlihat jelas bahwa pengerjaan proyek ini terkesan asal-asalan,” ujar Panji, Rabu (30/7).
Menurutnya, sejak awal proses pengerjaan proyek, mulai dari penebaran dan perataan material batu hingga pemadatan dasar jalan, terlihat dilakukan secara tidak maksimal. Ia khawatir kualitas pengerjaan yang buruk pada tahap awal akan berdampak pada hasil akhir, terutama saat memasuki tahap betonisasi.
“Kami melihat perataan dasar jalan tidak dilakukan dengan cermat. Begitu juga dengan penebaran batu untuk pelebaran jalan dan pemadatan yang tampak tidak merata. Bahkan galian yang diduga untuk saluran air atau pemasangan TPT pun tidak dikerjakan dengan baik,” ungkapnya.
Selain kualitas pekerjaan, Panji juga menyoroti dampak lingkungan akibat kegiatan proyek tersebut. Ia menyebut bahwa material tanah hasil galian yang bercampur dengan batu menghasilkan debu tebal di sepanjang jalan. Debu tersebut berdampak langsung pada pemukiman warga yang berada di sekitar lokasi proyek.
“Sampai sekarang belum ada upaya penyiraman untuk menekan debu. Ini jelas berpotensi mengganggu kesehatan warga, terutama anak-anak dan lansia, serta membuat lingkungan sekitar menjadi kotor,” tambahnya.
Panji juga menilai bahwa progres proyek tersebut tergolong lamban. Meski sudah hampir satu bulan berjalan, belum terlihat adanya tanda-tanda pengerjaan menuju tahap betonisasi yang signifikan.
Atas dasar itu, ia mendesak pihak terkait, khususnya Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Banten dan konsultan pengawas proyek, untuk turun tangan melakukan evaluasi menyeluruh dan pengawasan rutin.
“Kami berharap pemerintah dapat lebih tegas dan objektif dalam mengawasi pelaksanaan proyek ini, agar hasilnya benar-benar berkualitas dan memberi manfaat maksimal bagi masyarakat,” pungkas Panji Nugraha.
(*/Andi)