PANDEGLANG — Sejumlah Kelompok Tani di Kabupaten Pandeglang menyuarakan penolakan terhadap pengelolaan empat unit alat mesin panen padi (Combine Harvester) milik Brigade Alsintan Dinas Pertanian Provinsi Banten yang kini dikelola oleh Koperasi Berkah Tani Modern.
Sebagai informasi, Brigade Alsintan sejatinya merupakan unit pelayanan alat dan mesin pertanian (alsintan) yang ditugaskan untuk mendukung program mekanisasi pertanian dan membantu meringankan biaya produksi para petani. Namun, penyerahan pengelolaan alsintan ini kepada koperasi justru menuai polemik di kalangan petani.
Berdasarkan hasil penelusuran di lapangan, sejumlah kelompok tani mempertanyakan efektivitas pengelolaan combine oleh koperasi tersebut. Pasalnya, biaya sewa combine yang dikelola koperasi ini dinilai tak jauh berbeda dengan penyewaan alsintan milik swasta.
“Seharusnya tujuan pemerintah menyalurkan alsintan adalah untuk mengurangi biaya produksi dan mempermudah petani. Namun, kenyataannya alat ini justru menjadi lahan bisnis dan menimbulkan kecemburuan sosial di kalangan kelompok tani lainnya,” ujar Ismail, salah satu perwakilan kelompok tani asal Kecamatan Sukaresmi, Pandeglang, yang meminta namanya disamarkan, Rabu (9/7/2025).
Ismail mengungkapkan, hingga kini masih banyak kelompok tani yang belum merasakan manfaat dari keberadaan combine brigade tersebut.
“Kami tetap dikenakan biaya sewa yang sama, baik sebelum maupun setelah adanya bantuan alsintan ini. Untuk menghindari konflik dan mengoptimalkan pemanfaatan alsintan, sebaiknya combine brigade ini dikelola kembali oleh Brigade Alsintan, bukan oleh koperasi. Selain itu, perlu ada evaluasi serta verifikasi ulang terhadap penerima bantuan,” tegasnya.
Senada dengan itu, Aktivis Sosial Independen Pandeglang, Tubagus Tobi, juga menyoroti penyerahan pengelolaan empat unit combine tersebut kepada koperasi.
“De