Santri Lawyer Ancam Tempuh Jalur Hukum, Tuntut Klarifikasi Tuduhan Plagiarisme terhadap Prof. Ishom

Serang— Globalmediatama.com, Polemik soal dugaan plagiarisme yang dilontarkan Sulaiman Djaya kepada akademisi Prof. Muhammad Ishom berbuntut panjang. Kali ini, tanggapan keras datang dari Setiawan Jodi Fakhar, S.H., seorang mahasiswa yang pernah diajar langsung oleh Prof. Ishom dan dikenal publik sebagai “Santri Lawyer”.

Dalam sebuah surat terbuka yang dipublikasikan pada Jumat (2/8), Jodi menuntut Sulaiman Djaya untuk memberikan klarifikasi secara terbuka dan terperinci dalam waktu 1 x 24 jam sejak surat tersebut dirilis.

“Tuduhan plagiarisme bukan hal sepele. Ini menyangkut nama baik, reputasi, dan integritas akademik seseorang. Jika tak disertai bukti sahih, maka itu bisa tergolong sebagai fitnah,” tulis Jodi dalam surat terbukanya.

Menurutnya, unggahan Sulaiman Djaya di media sosial yang menyebut Prof. Ishom melakukan plagiarisme tidak menyebut secara jelas karya ilmiah mana yang dimaksud, halaman berapa, bagian mana yang dianggap menjiplak, dan dari karya siapa tuduhan itu diarahkan.

Ia juga menegaskan bahwa tuduhan seperti ini dapat memenuhi unsur tindak pidana, terutama jika disampaikan di ruang digital tanpa dasar yuridis maupun etik yang kuat. Jodi bahkan mengutip sejumlah pasal hukum, seperti Pasal 27A UU Nomor 1 Tahun 2024 tentang ITE serta Pasal 310 dan 311 KUHP terkait pencemaran nama baik dan fitnah.

Desak Klarifikasi Terbuka

Melalui surat terbukanya, Jodi menyampaikan tiga poin tuntutan kepada Sulaiman Djaya:

  1. Menjelaskan secara spesifik letak plagiarisme yang dituduhkan;
  2. Menyertakan bukti akademik yang objektif dan dapat diverifikasi;
  3. Menyampaikan klarifikasi tersebut secara terbuka kepada publik, sebagaimana unggahan tuduhan sebelumnya dilakukan secara terbuka.

Jodi menambahkan, apabila dalam waktu 1 x 24 jam tuntutan tersebut tidak diindahkan, ia akan menempuh upaya hukum secara terbuka.

“Saya siap menempuh jalur hukum demi membela kehormatan guru saya, serta menjaga marwah dunia akademik dari narasi sesat yang tidak berdasar,” ujarnya tegas.

Belum Ada Tanggapan Resmi

Hingga berita ini ditayangkan, belum ada pernyataan resmi atau tanggapan langsung dari pihak Sulaiman Djaya. Polemik ini menjadi sorotan di kalangan akademisi dan pegiat literasi, mengingat keduanya dikenal aktif dalam diskusi intelektual di Banten.

Publik kini menanti apakah Sulaiman Djaya akan menjawab tantangan klarifikasi tersebut, atau polemik ini akan terus bergulir ke ranah hukum.


Redaksi akan terus memantau perkembangan isu ini dan menghadirkan informasi terbaru secara berkala.

(*/Red)




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *