PANDEGLANG, – Gma.com, Sejumlah perwakilan masyarakat dari berbagai desa di Kecamatan Sukaresmi mengajukan permintaan kepada tim pengawas Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dari tingkat pusat hingga daerah untuk turun langsung melakukan pengecekan terhadap dua dapur penyedia makanan MBG di wilayah tersebut, Senin (20/10/2025).
Langkah ini diharapkan dapat memastikan bahwa penyelenggaraan program berjalan sesuai dengan standar kelayakan, kebersihan, dan mutu gizi yang telah ditetapkan pemerintah.
Andi Irawan, warga Desa Sidamukti, menyampaikan bahwa beberapa orang tua siswa mengeluhkan kondisi makanan yang disajikan melalui program MBG. “Ada menu yang diterima anak-anak dalam keadaan basi. Hal ini tentu tidak bisa diabaikan begitu saja. Pengawasan langsung dari pihak terkait sangat dibutuhkan agar kualitas program ini tetap terjaga,” ujarnya.
Pernyataan serupa disampaikan oleh Yoki Fardiansah, warga Desa Perdana, yang menyoroti monotonnya variasi menu serta kandungan gizinya. “Ada anak-anak yang bahkan belum sempat mencicipi makanannya karena orang tua mereka ragu akibat kabar-kabar kurang sedap. Menu yang itu-itu saja juga menimbulkan pertanyaan apakah sudah memenuhi standar gizi anak usia sekolah,” kata Yoki.
Sementara itu, Jaka Somantri dari Desa Seuseupan menyoroti aspek kebersihan dan sanitasi dapur. Ia mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi lingkungan dapur yang menurutnya perlu dievaluasi. “Pemeriksaan menyeluruh oleh tim kelayakan sangat penting. Bukan hanya soal rasa atau tampilan makanan, tapi bagaimana makanan itu disiapkan, termasuk sanitasi dan peralatan yang digunakan,” jelasnya.
Lebih jauh, Agung Satria, warga Desa Cibubungur, menyoroti persoalan lain yang menyangkut relasi antara dapur MBG dan pedagang lokal. Ia menuturkan bahwa seorang pedagang beras setempat mengalami kerugian setelah sebagian besar beras yang telah dikirim justru dikembalikan tanpa kejelasan. “Dari satu ton beras yang dipesan, hanya dibayar 5 kuintal, sisanya dikembalikan dengan alasan yang tak masuk akal. Bahkan kondisi beras saat dikembalikan sudah berpindah tempat karena disimpan di gudang lain,” ungkap Agung.
Menanggapi berbagai masukan ini, masyarakat berharap agar pengawasan terhadap dapur MBG tidak hanya dilakukan secara administratif, tetapi juga melalui peninjauan langsung ke lapangan. Hal ini dinilai penting untuk menjamin bahwa program MBG, yang memiliki tujuan mulia dalam meningkatkan gizi anak-anak sekolah, dapat berjalan secara optimal dan bertanggung jawab.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pengelola dapur MBG maupun instansi terkait. Prinsip praduga tak bersalah tetap dijunjung tinggi, dan seluruh pihak diminta untuk bersikap terbuka dalam proses evaluasi demi perbaikan berkelanjutan program ini.
(*/Red)